Latest News

Showing posts with label Efisiensi. Show all posts
Showing posts with label Efisiensi. Show all posts

Thursday, 7 May 2015

Apakah kalian juga masih berpikir bahwa demo besar-besaran masih diperlukan ?




Recent Economic and Financial Indicators Report
Posted on April 18, 2015 by Sari Octaviani

Dear para WNI dimanapun Anda berada,

Saya lampirkan laporan ekonomi dan finansial negara-negara di berbagai belahan dunia. Tabel ini diambil dari majalah The Economist edisi cetak di Inggris tanggal 18 April 2015. The Economist adalah salah satu majalah berbasis ekonomi dan bisnis yang berkualitas di Inggris. Dengan harga per eksemplar Rp 100ribu, itu berarti dalam satu semester harga subscription-nya mencapai Rp 2,6 juta dan saya yakin nilai ini sama atau lebih mahal dari rata-rata biaya SPP per semester universitas negeri di Indonesia. Jadi, majalah ini gak level sama facebooknya Jonru atau website-website murahan yang dibuat berdasarkan pesanan orang. Majalah ini diperuntukkan untuk para eksekutif, pemerintah, atau organisasi internasional, bukan anak-anak kemarin sore yang bacaan sehari-harinya semacam “Udah Putusin Aja” atau buku-buku risalah pergerakan islami, atau malah 9gag.



Gambar 1. Economic and financial Indicators of several countries (Gambar hasil Scan)

Karena saya sekarang akan membicarakan mengenai kondisi umum Indonesia, maka saya pikir referensi tabel dari The Economist ini memenuhi 4 syarat utama dari sebuah literatur akademis, yakni: Relevan, Akurat, Terbaru, serta Dapat Dipercaya. Oya, ini beneran dari The Economist ya, bukan dari Wall Street Journal apalagi The Jakarta Globe. Saya gak diseleksia, apalagi buta huruf.

Salah satu indikator yang bikin Jokowi kemarin dikasih rapot merah adalah karena nilai rupiah yang katanya anjlok banget. Sebenernya ini saya heran, orang-orang dapet sumber darimana. Menurut tabel tersebut berikut saya kalkulasikan persentase anjloknya mata uang beberapa negara terhadap US Dolar :

Indonesia : – 12,67%

Malaysia : – 12,92%

Euro : – 30,56% (Ini pemerintahnya udah keseringan mabok kayanya)

Israel : – 14,41% (Ini Israel bolo-bolonya USA lo!)

Australia : – 21,50%

Jepang : – 16,67%

Denmark : -29,44% (Ini negara yang orang bisa tenang naroh laptop sembarangan)

Brazil : – 35,87%


Canada : – 11,82%

Singapura : – 8,8%

Inggris : – 11,67%

Hongkong : 0%


Silakan kalo ada yang mau ngitung selain itu dan cari mana Negara yang bisa punya persentase lebih baik dari Indonesia apalagi positif! Negara Uni Eropa aja pada kelenger sama USD, kok Rupiah pengen menguat?? Ckckck…

Ah, itu kan cuma salah satu faktor. Orang-orang pasti bakal mulai bilang saya ini bela-belain Jokowi. Buat orang-orang yang kepikiran kaya gitu, saya kasih tau, pendapatan saya pake US Dolar dan Poundsterling. Secara personal, saya lebih suka kalo rupiah melemah. Tidak ada alasan untuk saya membela presiden. Saya semata-mata hanya pengen ngeshare tabel dari majalah ini yang bisa dijadikan informasi penting untuk melihat status Negara kita sekarang. Apakah benar yang dikatakan orang-orang bahwa Indonesia ini sekarang carut marut dan mau hancur?

Mari kita tengok ke parameter lainnya. Kenaikan GDP Indonesia nomer 7 tahun 2015, dan di versi elektroniknya yang lebih interaktif, tahun 2016 Indonesia diprediksi akan jadi nomer 6 sedunia. Untuk produksi industrial, Indonesia rangking 21, that’s not bad at all. Kalo tingkat kenaikan Consumer Price emang Indonesia ini gak ada obat dari dulu. Selama saya di Depok, harga makanan di Kantin Teknik sama harga kosan saya SELALU NAIK 10-15% tiap tahun. Ini udah gak ada hubungannya sama Presiden atau pemerintah. Memang behaviournya kebanyakan orang Indonesia suka naikin harga barang sesuka hati. Unemployment rate Indonesia rangking 23 terbaik, mengalahkan India, Australia, Luxembourg, Belgia, Irlandia, Perancis, dan negara-negara lain yang biasanya dianggap lebih baik daripada Indonesia. Nilai yang jelek dari negara kita ada di Trade Balance sama Current Account Balance. Perlu diingat bahwa tidak ada negara yang nilainya positif semua, saudara-saudara. Jadi saya mungkin bisa memberikan opini bahwa Negara kita ini statusnya biasa-biasa saja, bahkan kalo dilihat dari nilai anjloknya Rupiah terhadap USD yang tidak terlalu buruk, ini agak anomali. Silakan konsultasi dengan para professor di bidang ekonomi atau politik tentang penyebab Negara kita bisa seperti itu. Kalo kalian mau ngobrol tentang material baru silakan hubungi saya.

Kalo kata Chris Sowton (2012),”Be rational – If you are not prepared to change your view about a subject, you should not be studying at university. You should be prepared to follow your reason, wherever it takes you. Be Open-Minded – One of the great opportunities of studying at university in a foreign country is to broaden your perspective. Be Radical – do not be afraid to adopt controversial positions if you believe them to be right. Just because a view is unpopular, or is different to what majority think, does not make it wrong. What makes it wrong is if it lacks of evidence.”

Jadi, apakah kalian juga masih berpikir bahwa demo besar-besaran masih diperlukan untuk menggulingkan presiden?

Oiya, salah satu hal yang bikin engap akhir-akhir ini adalah postingan tentang Ridwan Kamil yang dianggap presiden sama salah satu turis Jerman. First of all, ini awalnya postingan dari twitter, terus ke path, terus kemana-mana. Dari tangan pertama aja si empunya status cuma bilang “Kata Turis Jerman”. Terus ada lagi yang bilang “Kata orang Kenya, kata orang Zimbabwe, Antartika, dsb”. Saya gak tau dari aspek mana pernyataan kaya gini bisa gampang banget dipercaya dan dijadikan pedoman hidup oleh orang-orang. Untuk menilai kinerja seorang pejabat publik, postingan itu TIDAK RELEVAN, TIDAK AUTHORITATIVE, DAN TIDAK BISA DIPERCAYA. Terus dengan postingan kaya gitu, apakah orang-orang pikir tiba-tiba presiden Indonesia bakal ganti besok paginya?

Tapi sebetulnya ada sisi baik dari isu bodoh ini. Saya jadi cukup optimis dengan Indonesia. Kita ini ternyata bangsa yang dinamis dan sudah mau melangkah ke depan dengan mencari sosok-sosok pemimpin baru. Kita gak terus-menerus berkubang dalam masa lalu dengan pemerintahan yang hanya diisi oleh orang-orang lama yang sangat membosankan. Setelah Jokowi hadir sebagai sosok baru yang muncul di negeri ini, saya pikir orang seperti Ridwan Kamil bisa muncul di kemudian hari untuk menjadi presiden. Toh Jokowi juga berawal dari walikota kan. Saya membayangkan ketika saya settle nanti di Indonesia, perlahan ritme kemajuan bangsa ini sudah lebih harmonis.

Profesor saya pernah bilang, bukan tentang Jokowi vs Kang Emil, tapi tentang kebiasaan bangsa Perancis yang dulu suka banget buang sampah sembarang. Untuk menyembuhkan penyakit sepele ini dibutuhkan 1 generasi di negara beliau. Jadi, untuk benar-benar membuat Indonesia menjadi negara maju, saya perkirakan bisa memakan waktu yang cukup lama. Saya pikir tidak ada salahnya kalo setelah Jokowi, Kang Emil atau tokoh-tokoh muda lain ikut melanjutkan proses trasnformasi Indonesia, pokoknya bagi saya asal jangan orang-orang tuwir yang masih kolot dan gila kekuasaan.

Ini ada tambahan skrinsyut dari The Economist edisi Asia.




Perlu ditegaskan bahwa bukan Jokowi sendiri, atau bahkan Kang Emil, yang bisa bikin pabrik Semikonduktor atau Smartphone! Tapi para engineer, akuntan, ahli hukum atau apapun itu keahlian spesifik kalian. Daripada kalian panas-panasan demo, lebih baik kan kalian belajar coding smartphone. Majalah Economist ini berpengaruh lo, bro! Kalo dia ngomong begitu, kemungkinan akan banyak investor yang terdorong untuk datang dan menggelontorkan duit mereka buat kita bikin teknologi yang lebih maju dari sekedar bikin suvenir gantungan kunci di Indonesia. Kalo kalian gak memanfaatkan kesempatan ini ya terserah aja sih. Suka-suka situ lah mau hidup gimana.

Dulu saya dapet beasiswa Schlumberger pertama kali saat pemerintahan SBY, sekarang saya dapat beasiswa untuk tahun kedua saat pemerintahan Jokowi. Apakah mereka berdua itu berjasa atas pencapaian saya ini? Well, bagi saya pemerintahan SBY atau pemerintahan Jokowi hanya berfungsi sebagai kata keterangan waktu, bukan hubungan sebab akibat atas kesuksesan atau kegagalan saya. Mau sekarang yang jadi Prabowo juga saya gak masalah. Kalo saya sampe gak bisa makan atau motor saya mogok gak ada bensinnya, berarti itu salah saya sendiri.

Sekali lagi saya kasih contoh : Saya sukses masuk PhD saat pemerintahan SBY. Saya mengerjakan riset yang sangat bagus saat pemerintahan Jokowi. Bukan : “Saya merasa merana karena dulu SBY jadi presiden”, atau bilang “Saya hidup susah karena Jokowi jadi presiden”. Terlalu jauh hubungan sebab akibatnya. Mungkin kalian juga harus mulai mengganti kalimat sebab akibat dengan kata-kata yang hanya menunjukkan hubungan waktu untuk siapapun presiden kita.

Dear saudara-saudara, kami para mahasiswa PhD ngerjain cuma 1 proyek riset yang “kecil” butuh waktu sampe 3 tahun. Ini presiden baru kemarin dilantik kok suruh nyelesaiin semua masalah bangsa yang udah kronis selama 6 bulan. Ini orang-orang BEM yang kemarin demo bisa gak ya nyelesaiin skripsi 3 minggu aja kira-kira? Though I agree that being stupid is one of human’s right, it is simply not recommended for you to use it. Saya ini suka beli kerudung buat nutupin kepala saya, tapi saya juga punya budget buat beli bacaan-bacaan bermutu untuk mengisi apa yang ditutupin sama kerudung saya.

Salam hangat dari kota Southampton…


Disclaimer : Tulisan ini sangat viral bagi saya. Harap dimengerti, ulasan ini hanyalah postingan blog dengan tingkat objektivitas sekitar 65%, bukan jurnal ilmiah yang datar dan garing tapi tingkat objektivitas bisa >95% karena diriset dalam jangka waktu yang lama oleh orang yang kompeten serta melalui proses editing yang ketat. Saya memasukkan opini pribadi saya mengenai beberapa hal di sini. Meski demikian, saya yakin untuk postingan seperti ini jarang yang bisa mencapai >50%, beberapa ada yang menuliskan cerita fiktif belaka tapi dibungkus seperti fakta. Majalah ini juga terbit tanggal 18 April siang, dan tanggal 18 April sore langsung saya tulis postingan ini. Jadi saya mohon maaf atas segala kekurangan di sana sini yang muncul karena saya tidak punya editor.


https://riemetalui.wordpress.com/201...cators-report/


sori sumber blog, tapi isinya yahud
ga setuju?? serbu tuh blognya hajar pake komen2 cerdas versi elu pada
nyinyiers otak kopong pergi ke laut aja ngobrol ama cumi.


link  (m.kaskus.co.id)

Source : http://www.kaskus.co.id/thread/5536552b529a45ed1f8b456d/pencerahan-ini-jawaban-buat-lu-yg-masih-belum-paham-apa-yang-terjadi-di-negara-ini/1




Menurut The Economist, Raport Jokowi Tidak Merah

Sungguh aneh ketika ada massa mahasiswa yang memberikan raport merah untuk pemerintahan Jokowi-JK yang baru seumur jagung itu, dan digembar-gemborkan lewat media tanpa referensi yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apakah para mahasiswa itu bisa dapat raport hijau ketika baru kuliah 100 hari?
Tentu saja kalau mahasiswa itu hanya menggunakan referensi dalam membuat raport merah itu dari Facebooknya Jonru atau website-website abal-abal, mungkin referensinya naik dikit, mengambil dari Wall Street Journal atau The Jakarta Globe, belum bisa dibandingkan reputasinya dengan majalah The Economist yang sudah memenuhi 4 syarat utama dari literatur akademis yakni: Relevan, Akurat, Terbaru, serta Dapat Dipercaya.
The Economist adalah salah satu majalah berbasis ekonomi dan bisnis yang berkualitas di Inggris. Majalah ini diperuntukkan untuk para eksekutif, pemerintah, atau organisasi internasional. 
Salah satu indikator yang bikin Jokowi kemarin dikasih rapot merah adalah karena nilai rupiah yang katanya anjlok banget. Sebenarnya ini mengherankan, orang-orang dapat sumber darimana?
Menurut tabel yang diambil dari majalah The Economist edisi cetak di Inggris tanggal 18 April 2015, bisa dilihat kalkulasi persentasi anjloknya mata uang beberapa negara terhadap US Dollar :
Indonesia : – 12,67%
Malaysia : – 12,92%
Euro : – 30,56%
Israel : – 14,41%
Australia : – 21,50%
Jepang : – 16,67%
Denmark : -29,44%
Brazil : – 35,87%
Canada : – 11,82%
Singapura : – 8,8%
Inggris : – 11,67%
Hongkong : 0%
Silakan kalau ada yang mau ngitung selain itu dan cari mana Negara yang bisa punya persentase lebih baik dari Indonesia apalagi positif! 
Negara Uni Eropa saja pada MABOK sama USD, kok Rupiah pengen menguat? 
Dengan melihat tabel itu, punah sudah anggapan bahwa Indonesia sekarang ini carut marut apalagi hancur berantakan.
Kita simak parameter lainnya :
 Kenaikan GDP Indonesia nomer 7 tahun 2015, dan di versi elektroniknya yang lebih interaktif, tahun 2016 Indonesia diprediksi akan jadi nomer 6 sedunia. 
Untuk produksi industrial, Indonesia rangking 21, that’s not bad at all. Kalau tingkat kenaikan Consumer Price memang Indonesia ini tidak ada obat dari dulu. 
Unemployment rate Indonesia rangking 23 terbaik, mengalahkan India, Australia, Luxembourg, Belgia, Irlandia, Perancis, dan negara-negara lain yang biasanya dianggap lebih baik daripada Indonesia. 
Nilai yang jelek dari Indonesia ada di Trade Balance sama Current Account Balance. Perlu diingat bahwa tidak ada negara yang nilainya positif semua, CATAT ITU!
Artinya,  Negara ini statusnya biasa-biasa saja, bahkan kalau dilihat dari nilai anjloknya Rupiah terhadap USD yang tidak terlalu buruk, ini agak anomali. Silakan konsultasi dengan para professor di bidang ekonomi atau politik tentang penyebab Negara kita bisa seperti itu. 
Diolah dari Sumber : Sari Octaviani
- See more at: http://beritaintrik.com/read/menurut-economist-raport-jokowi-tidak-merah.html#sthash.PQ6qlOum.mWizq3x3.dpuf

http://beritaintrik.com/read/menurut-economist-raport-jokowi-tidak-merah.html#sthash.PQ6qlOum.mWizq3x3.dpbs

Sunday, 17 August 2014

Tim Jokowi Siap Pangkas Perjalanan Dinas

Tim Jokowi Siap Pangkas Perjalanan Dinas

RUMAH TRANSISI - Presiden terpilih Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Kepala Staf Kantor Transisi Jokowi - JK, Rini Soewandi dan tiga orang Deputi Kepala Staf, Anies Baswedan, Akbar Faisal dan Hasto Kristiyanto ( kiri-kanan) di halaman Kantor Transisi Jokowi - JK di Jalan Situbondo Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/8). Kantor Transisi tersebut akan menjadi tempat untuk mempersiapkan jalannya pemerintahan transisi dari pemerintahan Presiden SBY hingga pelantikan presiden tanggal 20 Oktober, termasuk membahas pembentukan kabinet dan APBN 2015. Warta Kota/henry lopulalan 

Tim Jokowi Siap Pangkas Perjalanan Dinas


JAKARTA -  Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Anies Baswedan, mengungkapkan  pihaknya tengah menyoroti anggaran perjalanan dinas pegawai negeri sipil (PNS) yang masuk dalam Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2015.
"Tim Jokowi mudah-mudahan bisa memasukkan beberapa pengurangan. Terutama yang rutin-rutin. Apakah memang masih perlu dikerjakan yang rutin-rutin, seperti perjalanan dinas," ujar Anies di Kantor Transisi, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Sabtu (16/8).
Anies mengungkapkan dirinya belum mengecek anggaran perjalanan dinas pada 2014. Namun Anies menjelaskan ada peningkatan anggaran perjalanan dinas yang signifikan dari 2012 ke 2013.
"Tahun ini saya belum lihat. Tahun 2012 itu Rp 2,9 triliun untuk perjalanan dinas. Lalu 2013 jadi 32 triliun. Angkanya naik 10 kali lipat. Tapi itu perlu dicek," kata Anies.
Di kesempatan lain, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK lainnya, Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tengah menyoroti masalah gaji  PNS dan perjalanan dinas.
"Jangan sampai belanja aparatur negara melampaui belanja publik. Ini akan dilakukan penataan," kata Hasto.
Mengenai anggaran perjalanan dinas, Hasto mengatakan nantinya  Joko Widodo akan melakukan perombakan politik anggaran.
"Reformasi anggaran perlu dilakukan. Belanja publik lebih besar. Ini akan kami lakukan, pendekatan sistem dan dilakukan perombakan alokasi politik distribusi," kata Hasto.
Anies Baswedan mengatakan pihaknya saat ini fokus pada penghematan pengeluaran APBN  di masa pemerintahan Jokowi nantinya. "Saya beberapa hari ini banyak review bukan APBN-nya tapi justru penghematannya," ujar Anies.
Ia mengatakan pembahasan mengenai penghematan anggaran ini satu di antaranya anggaran untuk subsidi bahan bakar minyak BBM yang  dalam RAPBN 2015 cukup besar.
"Kita punya subsidi BBM yang agak besar. Jadi harus ada penghematan-penghematan," ucap Anies.
Terkait wacana perampingan kementerian negara dan lembaga dalam rangka penghematan, Anies mengatakan sampai saat ini pihaknya belum sampai membahas soal itu.
"Di pos kementerian belum tahu yang mana-mana saja yang mau dikurangin," tutur Anies.
Kuasa hukum Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Taufik Basri, melihat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan ruang kepada Jokowi dalam menyusun perubahan RAPBN.
"Kita mengapresiapsi Pak SBY karena memberikan ruang yang cukup bagi pemerintahan baru untuk menyusun perubahan RAPBN  sehingga dapat menampung program yang dicanangkan (Jokowi-JK)," kata Taufik.
Menurutnya, ruang tersebut sangat diperlukan agar pemerintahan ke depan tidak mengalami hambatan dan keterbatasan dalam menjalankan program.
"Pemerintahan kedepan adalah pemerintah baru, karena telah berganti rezim. Kita melihat Pak SBY memahami itu. Mungkin akan menyiapkan masa transisi agar pemerintahan baru ini bisa berjalan secara lancar," katanya.
Apakah ada persamaan alokasi anggaran pemerintahan SBY dengan Jokowi? "Kita akan pelajari dulu, ada rumah transisi. Apa yang disampaikan Pak SBY akan disesuaikan dengan proses transisi. Timnya sudah siap. Saya cukup yakin proses transisi ini akan lancar," ujarnya. (zul)

Source : http://www.tribunnews.com/nasional/2014/08/17/tim-jokowi-siap-pangkas-perjalanan-dinas


Tuesday, 25 December 2012

Basuki Kagumi Ide Sederhana Jokowi

Basuki Kagumi Ide Sederhana Jokowi
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama rupanya mengagumi pemikiran pasangannya dalam memimpin Jakarta, yaitu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, Jokowi selalu mengeluarkan ide-ide sederhana namun diyakini cemerlang, terutama untuk kepentingan rakyat.

Saya setiap ketemu beliau pasti ada aja idenya. Pak Gub itu idenya sederhana saja, tapi kalau kita dengar ya enggak pernah terpikir kok sampai ada ide itu - Basuki T Purnama

"Saya setiap ketemu beliau pasti ada aja idenya. Pak Gub itu idenya sederhana saja, tapi kalau kita dengar ya enggak pernah terpikir kok sampai ada ide itu," kata Basuki, saat ditemui wartawan di Pluit, Jakarta Utara, Senin (24/12/2012).

Basuki mengaku jika sudah ada hal-hal mendesak yang perlu segera mendapatkan perhatian pemerintah, Jokowi selalu memanggilnya untuk merapatkannya bersama. Salah satu contohnya pada saat banjir besar yang menggenangi di hampir seluruh wilayah Ibu Kota, Sabtu (22/12/2012) lalu.

"Dari Sabtu kan banjir nih. Sebenarnya dari Jumat malam, saya kan keliling juga dari Sudirman-Thamrin. Saya sudah pikir nih pasti enggak lama lagi Pak Jokowi telepon saya," kata Basuki.

Ternyata, dua hari menunggu, Jokowi tak menelepon Basuki, untuk merumuskan jalan keluar banjir. Padahal, Basuki mengaku sudah sengaja menunggu Jokowi di Cik Di Tiro, apabila suatu saat diperintah untuk ke rumah dinasnya.

"Sabtu enggak ada, Minggu enggak ada, saya sudah nongkrong di Cik Di Tiro, tapi tetap enggak ditelepon," cerita Basuki.

Akhirnya, telepon yang ditunggu-tunggu Basuki datang juga. Sekitar Senin pagi, Jokowi menelepon Basuki untuk mengundangnya rapat bersama di rumah dinasnya, Jalan Taman Suropati 7. "Pasti ada ide tuh, takut numpuk kebanyakan. Hahaha," kata Basuki seraya tertawa.

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/12/25/07034377/Basuki.Kagumi.Ide.Sederhana.Jokowi

Monday, 10 December 2012

APBD DKI 2013 Kira-kira Rp 46 Triliun

APBD DKI 2013 Kira-kira Rp 46 Triliun
Setelah melalui proses panjang, Kebijakan Umum Anggaran Plafon Pendapatan Anggaran Sementara (KUA PPAS) telah ditandatangani. Setelah penandatanganan KUA PPAS, kemudian akan dibahas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2013.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki target untuk menyelesaikan RAPBD 2013 pada Jumat ini dan menyerahkannya kepada legislatif, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI untuk kemudian disahkan dan menyampaikan APBD 2013 kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Pemerintah Provinsi DKI merencanakan besaran APBD 2013, yaitu sebesar Rp 46 triliun. Angka tersebut lebih besar apabila dibandingkan dengan APBD yang diajukan saat kepemimpinan mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo.

"Kira-kira Rp 46 triliunlah. KUA PPAS-nya sudah beres, sudah rampung, ya sekarang tinggal masuk ke RAPBD, jadi Jumat semoga sudah bisa memberikan nota penjelasan, semoga sudah rampung," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Senin (10/12/2012).

Pos anggaran terbesar di APBD 2013, menurut Jokowi, adalah anggaran untuk sektor pendidikan. Namun, Jokowi mengaku lupa dan tidak menyebut berapa besaran yang akan dianggarkan untuk pendidikan. "Nanti beginilah, nanti kalau sudah beres dan rampung, tak tunjukkin, kalau masih dalam proses begini, bisa berubah-ubah malah bingung saya," ujarnya.

Jokowi berjanji akan menunjukan pos-pos anggaran kepada masyarakat agar dengan mudah dapat diawasi. Bahkan, sesuai janjinya, dia tidak lupa akan menempel APBD DKI Jakarta untuk dapat ditempel di kantor-kantor, seperti kantor kelurahan.

"Nanti tak tunjukkin gambarannya seperti apa, berapa-berapanya. Nanti sesuai janji saya, nanti akan saya buka kok, saya buatin form-nya. Mau ditempel di kantor silakan," kata Jokowi.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Fadjar Panjaitan mengatakan, menurut rencana, Jumat ini, eksekutif akan menyerahkan RAPBD 2013 kepada legislatif, DPRD DKI. Rencana ini, menurut dia, semua bergantung pada hasil rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPRD.

"Sama dengan catatan KUA PPAS harus disepakati oleh kedua belah pihak. Sekarang sudah disepakati dalam bentuk yang ditandatangani. Setelah selesai, kami akan menyampaikan RAPBD melalui pidato gubernur. Mudah-mudahan Minggu ini hari Jumat ya, tetapi semuanya sangat bergantung pada Bamus DPRD," kata Fadjar.

Menurut Fadjar, DPRD masih banyak mempertanyakan terkait program-program baru yang akan dijalankan oleh Jokowi-Basuki. "Salah satunya hibah seribu bus sedang untuk peremajaan metromini dan Kopaja. Selain itu, kepastian kampung-kampung yang akan direstorasi, termasuk jumlahnya, sedang dikaji oleh Dinas Perumahan DKI, Kartu Jakarta Sehat, kemarin dengan Jamkesda," ujar Fadjar.

Selain itu, sebagai pihak Pemprov DKI, Fadjar mengharapkan, APBD 2013 telah dapat disahkan oleh DPRD DKI dan kemudian akan disampaikan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Menurut dia, molornya pengesahan APBD 2013 ini, semata-mata bukanlah keinginan dari Pemprov DKI Jakarta. Melainkan ada mekanisme yang berlangsung, baik dari eksekutif maupun legislatif.

"Lagi-lagi kami mohon maaf karena sampai akhir tahun semata-mata tidak hanya dari pihak Pemprov DKI, tetapi juga ada mekanisme yang berlangsung di DPRD-nya. Kemudian proses di DPRD akan ada pembahasan melalui rapat kerja komisi dengan Badan Anggaran dan di kami pun ada waktu yang diperlukan ketika memasukkan kode-kode rekening dan itu semua memerlukan waktu," kata Fadjar.